Dengan apa mereka dikenali ketika berbaur dengan masyarakat?

Setelah melalui penelitian dan upaya peninjauan terhadap kondisi mereka di masa ini dan masa yang lainnya, maka tanda-tanda Al-Khawarij dapat diketahui sebagai berikut:
  • Adanya majelis-majelis rahasia.
    Anda akan dapati mereka selalu menyembunyikan pembicaraan-pembicaraan dan pertemuan-pertemuan mereka serta berupaya untuk menghindar dari pandangan manusia yang tidak sejalan dengan paham mereka. Majelis-majelis rahasia tersebut mereka adakan di tempat-tempat khusus mereka atau kadang-kadang di alam terbuka yang jauh dari keramaian manusia, bahkan kadang-kadang di tempat-tempat peristirahatan untuk menghindari adanya keraguan dan kecurigaan pihak lain terhadap mereka. Bisa juga di gua-gua dan yang semisalnya. Kemudian mereka , menamakan majelis-majelis rahasia tersebut dengan majelis-majelis ilmiah.

    Berkata seorang khalifah dari Dinasti Umawi yang terkenal dengan keadilannya, yaitu Amirul Mu’minin Umar bin 'Abdil 'Aziz rahimahullah:

    "Jika anda telah melihat sekelompok orang yang secara khusus melakukan pembicaraan rahasia berkaitan dengan urusan umat, maka ketahuilah sesungguhnya mereka sedang meletakkan pondasi kesesatan."

    Maka kalau seandainya mereka duduk berkumpul dalam rangka untuk mencari ilmu dan faidah ilmiah, kenapa pihak yang tidak sepaham (tidak satu kelompok) dengan mereka tidak diizinkan untuk duduk bersama mereka serta tidak diizinkan masuk ke tempat-tempat pertemuan mereka?!!

    Ketahuilah sesungguhnya tempat ilmu itu adalah masjid-masjid.
  • Kaum Khawarij adalah orang-orang yang semangat dalam ibadah. Mereka itu bukanlah para pelaku kemaksiatan atau para preman.

  • Kaum Khawarij adalah orang-orang yang muda umurnya serta dungu cara berpikirnya, dan mereka sama sekali bukan dari kalangan 'ulama.

  • Al-Khawarij selalu berupaya menyembunyikan berbagai operasi jaringan mereka dari keumuman manusia dan tidak mau menampakkan identitas (jati diri) mereka secara terang-terangan,.... 28)
  • Al-Khawarij selalu menampakkan diri mereka dengan slogan amar ma'ruf nahi munkar dalam rangka menarik simpati hati manusia. 29)

  • Al-Khawarij sering meletakkan nash-nash (dalil-Al-Qur'an dan As-Sunnah) bukan pada tempatnya. 30)

  • Al-Khawarij tidaklah pernah menimba ilmu dari para 'ulama (Ahlus Sunnah wal Jama'ah), dan sesungguhnya mereka hanya bersandarkan pada pemahaman mereka yang pendek serta doktrin-doktrin para pemimpin mereka yang jahil.

  • Al-Khawarij selalu berupaya untuk berdalil dengan dalil-dalil yang mutasyabih (belum jelas dan masih samar) baik dari Al-Qur'an maupun Al-Hadits, serta meninggalkan dalil-dalil yang muhkam (jelas dan pasti), sebagaimana hal itu memang kebiasaan para pengusung kesesatan.
_________________________

28) Kalau Khawarij di masa kita ini tidak jarang dari mereka sengaja mengganti-ganti nama dan alamat tempat tinggal sebenamya, atau tidak segan melanggar aturan-aturan syari'at demi menutupi identitas/jati dirinya agar segala bentuk operasi dan tindakan kelompoknya tidak dapat diketahui oleh keumuman kaum muslimin. Bahkan tidak jarang dari para tokoh/pembesar mereka yang berdusta dan mengingkari fakta dengan menggunakan kata-kata yang menipu untuk berlepas diri dari beberapa tindakan anak buahnya yang terbongkar atau untuk menyelamatkan jama'ah/ kelompoknya dari jeratan hukum yang berlaku di negeri masing-masing.

29) Lihat catatan kaki no. 26, halaman 66-67 tentang salah satu contoh sekte Khawarij yang menggembar-gemborkan amar ma'ruf nahi munkar.

30) Contoh-contoh penempatan nash/dalil bukan pada tempatnya:
- Pendalilan Hizbut Tahrir dengan surat Ali 'Imran: 104, untuk membenarkan pembentukan partai politik; yaitu firman Allah subhanahu wa ta’ala:

"Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menegakkan amar ma'ruf nahi munkar (menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar); merekalah orang-orang yang beruntung." [Ali 'Imran: 104]

Dengan analogi bahwa ayat tersebut mengandung perintah terhadap sebuah jama'ah (kelompok) terpadu untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar, di mana jama'ah terpadu tersebut harus berbentuk partai politik. Sementara aktivitas terpenting dalam amar ma'ruf nahi munkar adalah seruan terhadap penguasa agar mereka berbuat ma'ruf (melaksanakan syari'at Islam) dan melarang mereka berbuat mungkar. Kemudian mereka menegaskan bahwa aktivitas ini adalah aktivitas politik yang terpenting. [lihat Mengenal Hizbut Tahrir hal. 1-3]

- Pendalilan kaum neo-khawarij pada masa ini dengan hadits:

سيد الشهداء حمزة بن عبد المطلب ورجل قام إلى إمام جا ئر فأ مره ونهاه فقتله

"Pimpinan para syuhada' adalah Hamzah bin 'Abdil Muththalib, serta seorang yang datang menemui seorang penguasa yang kejam kemudian memerintahkannya (kepada yang baik) dan melarangnya (dari yang munkar) sehingga penguasa yang kejam tersebut membunuhnya." [HR. Al-Hakim (III/ 195) dari shahabat Jarir; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 374)].

أفضل الجهاد كلمة حق عند سلطان جا ئر

Jihad yang paling utama adalah (menyampaikan) perkataan yang haq di hadapan penguasa yang jahat. [HR. Abu Dawud (4344), At-Tirmidzi (2174), An-Nasa'i (4220), Ibnu Majah (4011, 4012), Ahmad (IV/315; V/251, 256), dari hadits Abu Sa'id, Abu Umamah, Thariq bin Syihab, dan Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 491].

Kedua dalil hadits tersebut mereka letakkan untuk membenarkan tindakan provokasi dan kritikan-kritikan tajam yang mereka lakukan secara terbuka dan demonstratif di hadapan umat terhadap penguasa, melalui berbagai tindakan demonstrasi, orasi, atau tabligh-tabligh akbar, dan buletin serta media cetak lainnya yang dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan rakyat terhadap pemerintahnya.

Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya, yang para pembaca bisa mendapatinya beserta bantahannya pada buku-buku Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Penyebutan lebih lengkap lagi beserta bantahannya Insya Allah akan kami bawakan dalam buku kami berikutnya tentang kesetatan kelompok Hizbut Tahrir beserta bantahannya.

Pembaca bisa melihat pula pemaparan oleh penulis pada hlm 180-182 tentang dialog Ibnu 'Abbas dengan kaum Khawarij ketika mereka salah dan tersesat dalam memahami firman Allah إن الحكم إلالله   (Al-An'am: 57, Yusuf: 40, 67).

[Dari: Syarru Qatla Tahta Adimis-Sama'i Kilabun-Nar; Penulis: Jamal bin Furaihan Al-Haritsi; Rekomendasi: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin 'Abdillah Al-Fauzan Hafizhahullah (Anggota Majelis Hai'ah Kibaril 'Ulama'); Edisi Indonesia: Mengidentifikasi Neo-Khawarij sebagai Sejelek-jelek Mayat di Kolong Langit; Hal: 68-72; Diterjemahkan dan Dijelaskan oleh: Luqman bin Muhammad Ba'abduh; Cetakan: Pertama, Sya'ban 1428 H/ Agustus 2007M; Penerbit: Pustaka Qaulan Sadida]

Dari Pintu Mana Mereka Muncul Di Tengah-tengah Muslimin?

Ketahuilah bahwa kaum Khawarij muncul di tengah-tengah muslimin melalui pintu (slogan) amar ma'ruf nahi munkar. 26) Mereka menyangka bahwa diri-diri mereka adalah orang-orang yang memiliki kecemburuan terhadap agama ini, dan bahwa mereka adalah pelindung-pelindung agama, serta bermisi untuk melindungi dan membelanya. Akan datang Insya Allah penyebutan beberapa poin penting tentang realita mereka yang dapat memperjelas kondisi mereka yang sebenarnya.

Jika mereka telah menampakkan dirinya melakukan amar ma'ruf nahi munkar dan kaum muslimin melihat hal itu, lalu apa kiranya reaksi/tanggapan mayoritas umat? Secara zhahir tentunya umat akan membenarkan mereka dan mendukung aktivitas mereka, bahkan akan membelanya. Karena yang tampak dari aktivitas kaum Khawarij ini seolah-olah merupakan upaya pembelaan terhadap agama, sementara fitrah (manusia) yang lurus tentunya akan ikut mengajak kepada perbuatan tersebut.

Jika perkaranya demikian, maka tentunya setiap pribadi muslim yang memiliki rasa cemburu (terhadap agamanya) akan memposisikan dirinya bersama setiap pihak yang mendasari aktivitasnya dengan slogan amar ma'ruf nahi munkar dalam rangka membela agama yang lurus ini. 27)

__________________________

26) Salah satu contoh sekte Khawarij di masa ini, adalah kelompok yang menamakan dirinya dengan Hizbut Tahrir. Yang selalu menampilkan slogan amar ma'ruf nahi munkar. Bahkan mereka mengklaim bahwa latar belakang berdirinya kelompok ini adalah firman Allah:

"Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan kepada kebaikan, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." [Ali 'Imran: 104]

Yang kemudian di balik slogan ini, mereka berupaya untuk menentang penguasa dan memprovokasi rakyat untuk berlawanan dengan penguasanya. Hal ini sebagaimana mereka tegaskan dalam buku mereka yang berjudul: Mengenal Hizbut Tahrir, hal. 16-17;

"Perjuangan politik ini juga tampak jelas dalam menentang para penguasa, mengungkapkan pengkhianatan dan persekongkolan mereka terhadap umat, melancarkan kritik, kontrol, dan koreksi terhadap mereka serta berusaha menggantinya apabila hak-hak umat dilanggar atau tidak menjalankan kewajibannya terhadap umat, yaitu bila melalaikan salah satu urusan umat, atau mereka menyalahi hukum-hukum Islam."

Begitu pula perkataan tokoh besar Hizbut Tahrir sekaligus pendirinya yang bernama Taqiyyuddin An-Nabhani dalam bukunya yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Terjun ke Masyarakat hal. 7; mengatakan:

"..., melainkan dengan menyerang seluruh bentuk interaksi yang berlangsung antara penguasa dengan rakyatnya harus digoyang dengan kekuatan penuh, dengan cara diserang sekuat-kuatnya dengan penuh keberanian, ... ."

Pada buku Mengenal Hizbut Tahrir, hal. 26-27, mereka juga menyatakan:

"Dalam menyampaikan pemikirannya dan menghadapi ide-ide yang salah atau yang menyeleweng dari Islam, menentang kelompok-kelompok politik lain (yang tidak berideologikan Islam), atau dalam menghadapi negara-negara kafir imperialis dan menentang para penguasa, sikap Hizb dalam hal ini adalah menyampaikan pendapatnya secara terang-terangan, menyerang dan menentang. Tidak dengan cara nifaq (berpura-pura), menjilat, bermanis muka dengan mereka, simpang siur ataupun berbelok-belok dan tidak pula dengan cara mengutamakan jalan yang lebih selamat."

Tentunya paham sesat mereka ini adalah paham warisan kaum khawarij yang sangat bertentangan dengan aqidah dan manhaj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Sekte Hizbut Tahrir ini, lebih mirip dengan salah satu sekte khawarij yang tergolong sekte yang paling jahat dan berbahaya, yaitu Al-Qa'adiyyah, sebagaimana telah lalu penjelasannya pada halaman 58-62. Dengan alasan-alasan yang cukup diplomatis, mereka menolak upaya penentangan dengan mengangkat senjata kepada penguasa. Sehingga dengan itu, tak jarang dari umat Islam ini bahkan dari kalangan para da'i dari aktivis- yang terperosok dalam kesesatan mereka tersebut. Untuk keterangan dan bantahan selengkapnya, para pembaca bisa mendapatinya pada buku yang Insya Allah akan kami terbitkan dalam waktu yang tidak lama lagi, yang Insya Allah akan kami paparkan beberapa syubhat dan kesesatan mereka beserta bantahannya.

27) Inilah kondisi yang banyak terjadi di tengah-tengah kaum muslimin. Betapa banyak saudara-saudara kita yang memiliki semangat dan kepedulian untuk membela Islam, terjebak baik secara langsung ataupun tidak dalam berbagai kelompok pergerakan karena terpesona dengan berbagai slogan yang disebarkan. Tanpa mereka bisa memilah berbagai seruan dan slogan itu, mana yang sesuai dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah berdasarkan bimbingan generasi as-salafush shalih; dan mana yang bukan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada kita semua.

[Dari: Syarru Qatla Tahta Adimis-Sama'i Kilabun-Nar; Penulis: Jamal bin Furaihan Al-Haritsi; Rekomendasi: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin 'Abdillah Al-Fauzan Hafizhahullah (Anggota Majelis Hai'ah Kibaril 'Ulama'); Edisi Indonesia: Mengidentifikasi Neo-Khawarij sebagai Sejelek-jelek Mayat di Kolong Langit; Hal: 66-68; Diterjemahkan dan Dijelaskan oleh: Luqman bin Muhammad Ba'abduh; Cetakan: Pertama, Sya'ban 1428 H/ Agustus 2007M; Penerbit: Pustaka Qaulan Sadida]

Ciri-ciri Al-Khawarij

Kaum Khawarij adalah orang-orang yang suka dan rajin beribadah. Tampak pada mereka kebaikan dan ketaqwaan. Di antara ciri-ciri mereka adalah: berkepala gundul, berumur muda, dan juga sering menyebut-nyebut hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan ketinggian tingkat ibadah mereka, beliau berkata:

"Salah satu di antara kalian pasti akan menganggap rendah shalatnya dibandingkan shalat mereka, serta shaumnya dibandingkan shaum mereka. Mereka tekun membaca Al-Qur’an, namun bacaan tersebut tidak mampu melalui kerongkongan mereka."

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah no. 3414.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya: "Apa ciri-ciri mereka?" Rasulullah menjawab: "At-Tahliq atau At-Tasbid." Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari no. 7123.

At-Tasbid pengertiannya adalah: Tidak meminyaki rambutnya.
At-Tahliq pengertiannya adalah: Menggundul rambut kepalanya. 24)

Berkata Al-Imam Abu 'Ubaid, bahwa kedua perkara tersebut (yakni At-Tasbid dan At-Tahliq) bisa saja terjadi secara bersama-sama. Dinukilkan dari kitab Lisanul 'Arab III/202.

Telah diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Fasawi dalam kitab sejarah karya beliau (I/ 522), salah satu pernyataan Ibnu 'Abbas ketika beliau datang menemui kelompok Khawarij untuk berdialog dengan mereka, bahwa beliau berkata:

"Aku datang menemui suatu kaum yang aku belum pernah melihat satu kaum pun yang setinggi mereka tingkat kesungguhannya. Dahi-dahi mereka hitam (seperti bekas luka) akibat banyak bersujud, tangan-tangan mereka kasar bagaikan lutut onta. Mereka memakai pakaian yang tercuci bersih dan terkenal. Wajah mereka tampak lesu disebabkan (sering) begadang di malam hari (untuk beribadah). --selesai Ibnu ' Abbas -

Akan datang penjelasan tentang kisah dialog antara Ibnu 'Abbas dengan Khawarij selengkapnya pada halaman 174-184.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menceritakan tentang ciri-ciri umur mereka, sebagaimana dalam sabdanya:

"Akan muncul di akhir zaman suatu kaum yang masih muda belia umurnya, dungu cara berpikirnya. Mereka berucap dengan sebaik-baik ucapan manusia 25). Mereka melesat (keluar) dari (batas-batas) Islam seperti melesatnya anak panah menembus (tubuh hewan) buruannya. Tidaklah iman mereka mampu melewati kerongkongannya."

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari (hadits no. 3415, 4770).

___________________________

24) Disebutkan dalam Fathul Bari bahwa At-Tasbid semakna dengan At-Tahliq. Namun ada sebuah pertanyaan yang perlu dikemukakan di sini, yaitu apakah dengan ciri-ciri di atas berarti setiap orang yang menggundul rambut kepalanya dapat dipastikan bahwa dia termasuk kelompok Khawarij? Jawabannya adalah: tidak! Karena maksud dari ciri-ciri tersebut adalah: Kaum Khawarij menjadikan gundulnya rambut kepala sebagai ciri khas mereka pada waktu itu. Sementara para salaf tidaklah mereka menggundul rambut kepalanya kecuali untuk tahallul saat melakukan manasik haji/'umrah atau suatu kepentingan tertentu lainnya.

Kalau ada yang mengatakan, bahwa kita tidak mendapati ciri-ciri tersebut, termasuk pada pihak-pihak yang dikatakan sebagai Khawarij pada masa ini. Menjawab hal ini, kami kemukakan di sini salah satu penjelasan Al-Hafizh Ibnu Hajar ketika menerangkan tentang makna-makna At-Tasbid atau At-Tahliq, beliau berkata:

"Bisa saja yang dimaksud dengannya (At-Tasbid atau At-Tahliq) adalah penggambaran sikap ekstrim mereka (kaum Khawarij) dalam melakukan pembunuhan, serta untuk lebih menekankan tentang penyimpangan mereka dalam urusan agama." [lihat Fathul Bari dalam syarh (penjelasan) hadits di atas].

25) Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar: Bahwa yang dimaksud dengan خير قو ل البرية  adalah Al-Qur'an. Atau juga bisa bermakna bahwa mereka berucap dengan kata-kata yang baik secara zhahir, namun hakekat sebenarnya tidak demikian. Seperti statemen mereka: لاحكم إلالله  (Tidak ada penentuan hukum kecuali milik Allah.) [lihat Fathul Bari penjelasan hadits no. 6930].

Kalau di masa kita ini, banyak sekali pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang menyeru dengan seruan-seruan yang nampak baik secara zhahir, dipimpin oleh orang-orang muda secara umur atau orang-orang yang dungu dalam berpikir, seperti seruan penerapan syari'at Islam, menegakkan Khilafah Islamiyyah, membela nasib rakyat, amar ma'ruf nahi munkar, dan berbagai seruan lainnya yang secara zhahir terkesan baik, namun temyata berbagai seruan tersebut jauh dari bimbingan ilmu Al-Qur'an dan As-Sunnah yang sebenarnya, serta jauh dari bimbingan para 'ulama generasi salaf dan para 'ulama pengikut jejak mereka, baik dalam tinjauan makna yang mereka inginkan atau pun praktek nyata pergerakan mereka di lapangan.

Kami yakin tak seorang pun yang mengaku muslim dan cinta Islam yang tidak menginginkan tegaknya Islam atau berdirinya Khilafah Islamiyyah. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, Syari'at atau Khilafah Islamiyyah model apa yang diinginkan? Dengan cara apa Khilafah Islamiyyah ditegakkan dan Syari'at Islam diwujudkan?

[Dari: Syarru Qatla Tahta Adimis-Sama'i Kilabun-Nar; Penulis: Jamal bin Furaihan Al-Haritsi; Rekomendasi: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin 'Abdillah Al-Fauzan Hafizhahullah (Anggota Majelis Hai'ah Kibaril 'Ulama'); Edisi Indonesia: Mengidentifikasi Neo-Khawarij sebagai Sejelek-jelek Mayat di Kolong Langit; Hal: 62-66; Diterjemahkan dan Dijelaskan oleh: Luqman bin Muhammad Ba'abduh; Cetakan: Pertama, Sya'ban 1428 H/ Agustus 2007M; Penerbit: Pustaka Qaulan Sadida]

Sekte Al-Qa'adiyyah adalah Sekte Terjahat dari Sekte-Sekte Al-Khawarij

Di antara sekte-sekte al-khawarij ini ada sebuah kelompok yang dikenal dengan nama Al-Qa'adiyyah. Mereka adalah orang-orang yang keluar dari garis ketaatan (memberontak) kepada penguasa (muslim) dengan menggunakan lisan seraya menyembunyikan upaya pemberontakan bersenjata, namun mereka memprovokasi umat (untuk menentang) terhadap penguasanya.

Al-lmam Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Kelompok Al-Qa'd adalah salah satu sekte kelompok Al-Khawarij yang mereka dahulu tidak pernah terlihat melakukan pemberontakan dengan senjata. Namun mereka selalu berupaya menentang para penguasa yang zhalim atau penguasa yang kejam semaksimal kemampuan mereka, dan mengajak (umat) kepada paham mereka. Bersama dengan itu mereka selalu mempropagandakan penentangan." (lihat kitab beliau berjudul Tahdzibut Tahdzib VIII/114) 19).

Beliau rahimahullah juga berkata: "Al-Qa'adiyyah adalah orang-orang yang selalu mempropagandakan pemberontakan terhadap penguasa, namun mereka tidak melakukannya secara langsung." (lihat karya beliau yang berjudul Hadyus Sari Muqaddimah Fathil Bari hal. 459).

Sekte Al-Qa'adiyyah ini adalah kelompok yang selalu memprovokasi umat serta menanamkan di hati umat kebencian terhadap penguasa, serta mengeluarkan fatwa-fatwa yang berisi penghalalan sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah dengan mengatasnamakan hal tersebut sebagai upaya pengubahan kemungkaran. Sekte ini adalah sekte kelompok Khawarij yang paling jahat.

Telah diriwayatkan oleh Al-lmam Abu Dawud rahimahullah dalam kitab beliau yang berjudul Masa’il Al-Imam Ahmad rahimahullah (hal. 271) dari seorang 'ulama besar yang bernama 'Abdullah bin Muhammad Adh-Dha'if 20) rahimahullah bahwa dia berkata: "Kelompok Qa'adul Khawarij adalah kelompok Khawarij yang paling jahat. 21)"

Al-'Allamah Asy-Syaikh Muhammad Al-'Utsaimin berkata:

"Bahkan anehnya kritikan tersebut telah ditujukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dikatakan kepada beliau: 'berbuat adillah, sesungguhnya pembagian ini bukanlah pembagian yang diinginkan dengannya wajah Allah!' Ini semua sebagai dalil terbesar bahwa Al-Khuruj (pemberontakan) terhadap seorang penguasa bisa jadi dengan mengangkat senjata, dan bisa pula dengan statemen-statemen dan ucapan-ucapan. Maksudnya adalah: dalam hadits di atas, tidaklah orang itu mengangkat senjata terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun hanya sebatas melakukan pengingkaran kepada beliau (dengan lisan).

Kita semua tahu, dengan seyakin-yakinnya bahwa sudah merupakan suatu keharusan pemberontakan dengan mengangkat senjata tidak mungkin terjadi kecuali telah didahului oleh adanya upaya pemberontakan melalui lisan dan ucapan. Karena kaum muslimin tidak mungkin akan mengangkat senjatanya untuk memerangi penguasa tanpa adanya suatu perkara yang memprovokasi mereka. Maka sudah dipastikan bahwa adanya suatu perkara yang membakar emosi mereka yaitu dalam bentuk statemen-statemen. Sehingga tindakan pemberontakan terhadap penguasa melalui ucapan-ucapan adalah tindakan pemberontakan yang hakiki, sebagaimana telah ditunjukkan oleh dalil-dalil dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sebagaimana pula telah dibuktikan oleh realita. -sekian dari Asy-Syaikh Al- 'Utsaimin, dinukilkan dari kitab Fatawa Al-'Ulama Al-Akabir 22) hal. 96-

Perlu ditambahkan bahwa kaum Khawarij tersebut, tidaklah mereka melakukan pemberontakan dengan senjata (erhadap penguasa kecuali setelah melalui tahapan pengkaf iran terlebih dahulu terhadap penguasa tersebut dan orang-orang pemerintahannya, serta semua pihak yang bekerja sama dengan mereka. Hal itu disebabkan Khawarij tersebut melakukan tindakan pengkafiran dengan sebab dosa besar sebelum mereka melakukan upaya pemberontakan dan pembunuhan. 23)

__________________________

19) Pada biografi 'Imran bin Haththan Al-Bashri Al-Khariji.

20) Al-Hafizh 'Abdul Ghani bin Sa'id rahimahullah berkata: "Dua orang perawi yang terhormat namun menyandang gelar yang jelek, pertama Mu'awiyah bin 'Abdil Karim bergelar Adh-Dhal (yang sesat), karena ia pernah tersesat di jalan menuju Makkah. Kedua, 'Abdullah bin Muhammad bergelar Adh-Dha'if (yang lemah), karena memang tubuhnya yang lemah, bukan disebabkan riwayat haditsnya yang lemah!" sebagaimana disebutkan oleh Al-lmam Al-Mizzi dalam Kitab Tahdzibul Kamal (XVI/99) karya beliau. Al-lmam An Nasa'i rahimahullah berkata: "Beliau adalah seorang syaikh yang shalih lagi tsiqah, dha'if itu adalah gelarnya karena ia terlampau banyak beribadah hingga tubuhnya lemah."

21) Kelompok yang mirip dengan sekte Al-Qa'adiyyah pada masa kita ini adalah kelompok sempalan Hizbut Tahrir. Kelompok ini dengan tegas menentang upaya perlawanan bersenjata terhadap penguasa, namun di balik itu mereka selalu berupaya memprovokasi rakyat serta menanamkan kebencian dan permusuhan terhadap pemerintahnya dengan berkedok slogan "amar ma'ruf nahi munkar". Untuk lengkapnya Insya Allah akan kami tampilkan dalam buku khusus tentang kesesatan Hizbut Tahrir.

22) Kitab Fatawa Al-'Ulama Al-Akabir, adalah sebuah kitab yang ditulis oleh Asy-Syaikh 'Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani Al-Jazairi, yang judul selengkapnya adalah: Fatawal 'Ulama'il Akabir fima Uhdira min dima’in fil Jaza'ir [Fatwa-fatwa 'ulama besar tentang darah-darah yang ditumpahkan di negeri Aljazair]. Kitab ini menjelaskan dan membantah syubhat-syubhat kaum Khawarij di negeri Aljazair yang mengatasnamakan tindakan mereka dengan nama Ahlus Sunnah dan telah banyak berdusta dan memanipulasi fatwa-fatwa para ulama, sehingga Asy-Syaikh 'Abdul Malik, beliau adalah seorang 'ulama yang berkebangsaan Aljazair dan banyak mengerti tentang realita sebenarnya yang terjadi di negerinya, membeberkan kedustaan-kedustaan tersebut dengan disertai bantahan-bantahan yang sangat ilmiah. Semoga buku yang bermanfaat ini bisa segera diterjemahkan agar kaum muslimin di Indonesia lebih bisa mengambil pelajaran.

23) Di antara contoh statemen para gembong Khawarij pada masa ini adalah:
Usamah bin Laden menyatakan kepada Al-Jazeera tanggal 5-12-1423 H: "Perbedaan pendapat antara kami dengan pemerintah (Pemerintah muslimin) bukanlah perbedaan dalam masalah furu' yang bisa ditolerir begitu saja. Tapi yang kita permasalahkan adalah tentang masalah paling prinsip dalam Islam, yaitu dalam hal syahadat: Lailaha illallah Muhammadur Rasulullah. Para pemerintah itu telah melanggar syahadatain tersebut dalam masalah yang paling prinsip. Yaitu sikap loyal mereka terhadap orang-orang kafir, menjadikan undang-undang buatan manusia sebagai syari'at serta persetujuan mereka untuk berhukum kepada undang-undang atheis. Maka kepemimpinan mereka itu telah gugur secara syar'i sudah sejak lama, dan tidak ada lagi pemerintahan Islam setelahnya."

• Pernyataan Hizbut Tahrir:
"Kondisi kaum muslimin saat ini, yang hidup di Darul Kufur, karena mereka menerapkan sistem hukum selain dari apa yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala; maka keadaan negeri mereka serupa dengan negeri Mekah pada masa diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam…." [lihat buku Mengenal Hizbut Tahrir Partai Politik Islam Ideologis, hal. 21]

"Ada juga di antara kaum muslimin yang (melakukan perubahan dengan) menggunakan metode kekuatan fisik, mengangkat senjata, tanpa membedakan antara Darul Islam dan Darul Kufur dan tanpa memilah antara metode penyampaian dakwah dan menentang kemunkaran di masing-masing tempat tersebut (yaitu di Darul Islam ataukah di Darul Kufur). Padahal tempat yang kita diami saat ini adalah Darul Kufur, karena di dalamnya diterapkan hukum-hukum kufur." [lihat buku Mengenal Hizbut Tahrir Partai Politik Islam Ideologis, hal. 10]

• Vonis kafir terhadap pemerintah Indonesia oleh Imam Samudra dalam bukunya: "Aku Melawan Teroris", dia berkata tentang pemerintah Indonesia: "Aku di jalan Islam, di jalan Allah, sedangkan mereka di atas jalan jahiliyah, di jalan Neo-Ilyasiq, atau clone (kembaran) Ilyasiq."

Kemudian dia mengatakan pula:

"Aku di jalan Islam, di jalan Allah, sedangkan mereka di atas jalan jahiliyah, di jalan Neo-llyasiq, atau clone (kembaran) Ilyasiq."

Bahkan dia menyatakan pemerintah telah berbuat kesyirikan dan memvonisnya sebagai musyrik. Dia hukumi demikian secara mutlak tanpa ada perincian, perhatikan ucapan dia:

"Tetapi manusia, makhluk Allah yang zhalim, bodoh lagi lemah, malah membuat way of life sendiri, menandingi hukum Allah yang sempurna. Manusia telah menyekutukan hukum Allah dengan hukum buatannya sendiri. Sesungguhnya manusia itu amat dzhalim dan amat bodoh. (Al-Ahzab: 72). TETAPI MEREKA ANGKUH LAGI MUSYRIK, "Manusia dijadikan bersifat lemah." (An-Nisa: 28).... Di Indonesia, dan dimana-mana, banyak kita temukan tipe manusia seperti itu. Bahkan jumlah mereka mayoritas. Mereka telah menyekutukan hukum Allah dengan hukum made-in gado-gado. "

Demikian contoh pernyataan-pernyataan neo-Khawarij masa ini dalam mengkafirkan pemerintah-pemerintah muslimin. Apa yang tersebut di sini masih sebagian kecil saja, sekadar contoh. Sebenarnya pernyataan dan sikap pengkafiran para Khawarij itu masih sangat banyak lagi.

[Dari: Syarru Qatla Tahta Adimis-Sama'i Kilabun-Nar; Penulis: Jamal bin Furaihan Al-Haritsi; Rekomendasi: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin 'Abdillah Al-Fauzan Hafizhahullah (Anggota Majelis Hai'ah Kibaril 'Ulama'); Edisi Indonesia: Mengidentifikasi Neo-Khawarij sebagai Sejelek-jelek Mayat di Kolong Langit; Hal: 58-62; Diterjemahkan dan Dijelaskan oleh: Luqman bin Muhammad Ba'abduh; Cetakan: Pertama, Sya'ban 1428 H/ Agustus 2007M; Penerbit: Pustaka Qaulan Sadida]

Siapakah Kaum Khawarij?

Untuk menjawab pertanyaan: Siapa Al-Khawarij itu? Maka ketahuilah bahwa mereka adalah orang-orang yang mengkafirkan kaum muslimin dengan sebab dosa-dosa besar yang tingkatannya masih di bawah kesyirikan dan kekufuran. Mereka adalah orang-orang yang keluar dari sikap taat kepada penguasa, serta menentang penguasa dengan mengangkat senjata. Mereka juga menyerukan kepada kaum muslimin untuk memerangi penguasa. Jenis yang ini dinamakan dengan penentangan dengan kekuatan fisik. 18)
__________________________

18) Al-Khawarij adalah bentuk plural (jamak) dari kata Al-Kharijah, yang maknanya secara global adalah: Para pemberontak yang keluar dari sikap taat kepada penguasa muslim. Disebutkan oleh pentahqiq (peneliti) kitab Al-Milal wan Nihal (I/131), bahwa Al-Khawarij adalah pihak-pihak yang mencampakkan ketaatan terhadap penguasa pemerintahan muslimin dengan dalih kesesatan penguasa dan tidak adanya kemauan membela kebenaran. Kaum Khawarij ini memiliki berbagai bentuk madzhab dan paham sesat yang mereka ada-adakan sendiri.

Al-lmam Asy-Syahrastani rahimahullah (w. 548 H) sendiri dalam kitabnya Al-Milal wan Nihal di atas (I/132) menegaskan:

"Setiap orang yang memberontak kepada imam (penguasa) yang sah dan telah disepakati kaum muslimin maka dia disebut sebagai khawarij. Sama saja, apakah dia memberontak pada masa shahabat kepada Al-A'immah (Al-Khulafa') Ar-Rasyidm, atau setelah mereka pada masa tabi'in maupun (pemberontakan) terhadap para imam (penguasa) di setiap zaman."

Perhatikan pula penegasan Al-lmam Al-Barbahari rahimahullah (w. 329 H) dalam Syarhus Sunnah (no. 34):

"Barangsiapa yang memberontak kepada salah satu penguasa dari para penguasa kaum muslimin maka dia adalah khawarij, dan berarti dia telah memecah belah kesatuan kaum muslimin serta menentang sunnah. Matinya pun dalam keadaan mati jahiliyyah."

Sehingga dari penjelasan para 'ulama di atas kita tahu bahwa ciri khas Khawarij adalah melakukan pemberontakan atau penentangan terhadap penguasa muslim yang sah di setiap zaman.

[Dari: Syarru Qatla Tahta Adimis-Sama'i Kilabun-Nar; Penulis: Jamal bin Furaihan Al-Haritsi; Rekomendasi: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin 'Abdillah Al-Fauzan Hafizhahullah (Anggota Majelis Hai'ah Kibaril 'Ulama'); Edisi Indonesia: Mengidentifikasi Neo-Khawarij sebagai Sejelek-jelek Mayat di Kolong Langit; Hal: 57-58; Diterjemahkan dan Dijelaskan oleh: Luqman bin Muhammad Ba'abduh; Cetakan: Pertama, Sya'ban 1428 H/ Agustus 2007M; Penerbit: Pustaka Qaulan Sadida]