Sekte Al-Qa'adiyyah adalah Sekte Terjahat dari Sekte-Sekte Al-Khawarij

Posted on Sabtu, Mei 10, 2008 by Abdullah al-Atsary

Di antara sekte-sekte al-khawarij ini ada sebuah kelompok yang dikenal dengan nama Al-Qa'adiyyah. Mereka adalah orang-orang yang keluar dari garis ketaatan (memberontak) kepada penguasa (muslim) dengan menggunakan lisan seraya menyembunyikan upaya pemberontakan bersenjata, namun mereka memprovokasi umat (untuk menentang) terhadap penguasanya.

Al-lmam Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Kelompok Al-Qa'd adalah salah satu sekte kelompok Al-Khawarij yang mereka dahulu tidak pernah terlihat melakukan pemberontakan dengan senjata. Namun mereka selalu berupaya menentang para penguasa yang zhalim atau penguasa yang kejam semaksimal kemampuan mereka, dan mengajak (umat) kepada paham mereka. Bersama dengan itu mereka selalu mempropagandakan penentangan." (lihat kitab beliau berjudul Tahdzibut Tahdzib VIII/114) 19).

Beliau rahimahullah juga berkata: "Al-Qa'adiyyah adalah orang-orang yang selalu mempropagandakan pemberontakan terhadap penguasa, namun mereka tidak melakukannya secara langsung." (lihat karya beliau yang berjudul Hadyus Sari Muqaddimah Fathil Bari hal. 459).

Sekte Al-Qa'adiyyah ini adalah kelompok yang selalu memprovokasi umat serta menanamkan di hati umat kebencian terhadap penguasa, serta mengeluarkan fatwa-fatwa yang berisi penghalalan sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah dengan mengatasnamakan hal tersebut sebagai upaya pengubahan kemungkaran. Sekte ini adalah sekte kelompok Khawarij yang paling jahat.

Telah diriwayatkan oleh Al-lmam Abu Dawud rahimahullah dalam kitab beliau yang berjudul Masa’il Al-Imam Ahmad rahimahullah (hal. 271) dari seorang 'ulama besar yang bernama 'Abdullah bin Muhammad Adh-Dha'if 20) rahimahullah bahwa dia berkata: "Kelompok Qa'adul Khawarij adalah kelompok Khawarij yang paling jahat. 21)"

Al-'Allamah Asy-Syaikh Muhammad Al-'Utsaimin berkata:

"Bahkan anehnya kritikan tersebut telah ditujukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dikatakan kepada beliau: 'berbuat adillah, sesungguhnya pembagian ini bukanlah pembagian yang diinginkan dengannya wajah Allah!' Ini semua sebagai dalil terbesar bahwa Al-Khuruj (pemberontakan) terhadap seorang penguasa bisa jadi dengan mengangkat senjata, dan bisa pula dengan statemen-statemen dan ucapan-ucapan. Maksudnya adalah: dalam hadits di atas, tidaklah orang itu mengangkat senjata terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun hanya sebatas melakukan pengingkaran kepada beliau (dengan lisan).

Kita semua tahu, dengan seyakin-yakinnya bahwa sudah merupakan suatu keharusan pemberontakan dengan mengangkat senjata tidak mungkin terjadi kecuali telah didahului oleh adanya upaya pemberontakan melalui lisan dan ucapan. Karena kaum muslimin tidak mungkin akan mengangkat senjatanya untuk memerangi penguasa tanpa adanya suatu perkara yang memprovokasi mereka. Maka sudah dipastikan bahwa adanya suatu perkara yang membakar emosi mereka yaitu dalam bentuk statemen-statemen. Sehingga tindakan pemberontakan terhadap penguasa melalui ucapan-ucapan adalah tindakan pemberontakan yang hakiki, sebagaimana telah ditunjukkan oleh dalil-dalil dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sebagaimana pula telah dibuktikan oleh realita. -sekian dari Asy-Syaikh Al- 'Utsaimin, dinukilkan dari kitab Fatawa Al-'Ulama Al-Akabir 22) hal. 96-

Perlu ditambahkan bahwa kaum Khawarij tersebut, tidaklah mereka melakukan pemberontakan dengan senjata (erhadap penguasa kecuali setelah melalui tahapan pengkaf iran terlebih dahulu terhadap penguasa tersebut dan orang-orang pemerintahannya, serta semua pihak yang bekerja sama dengan mereka. Hal itu disebabkan Khawarij tersebut melakukan tindakan pengkafiran dengan sebab dosa besar sebelum mereka melakukan upaya pemberontakan dan pembunuhan. 23)

__________________________

19) Pada biografi 'Imran bin Haththan Al-Bashri Al-Khariji.

20) Al-Hafizh 'Abdul Ghani bin Sa'id rahimahullah berkata: "Dua orang perawi yang terhormat namun menyandang gelar yang jelek, pertama Mu'awiyah bin 'Abdil Karim bergelar Adh-Dhal (yang sesat), karena ia pernah tersesat di jalan menuju Makkah. Kedua, 'Abdullah bin Muhammad bergelar Adh-Dha'if (yang lemah), karena memang tubuhnya yang lemah, bukan disebabkan riwayat haditsnya yang lemah!" sebagaimana disebutkan oleh Al-lmam Al-Mizzi dalam Kitab Tahdzibul Kamal (XVI/99) karya beliau. Al-lmam An Nasa'i rahimahullah berkata: "Beliau adalah seorang syaikh yang shalih lagi tsiqah, dha'if itu adalah gelarnya karena ia terlampau banyak beribadah hingga tubuhnya lemah."

21) Kelompok yang mirip dengan sekte Al-Qa'adiyyah pada masa kita ini adalah kelompok sempalan Hizbut Tahrir. Kelompok ini dengan tegas menentang upaya perlawanan bersenjata terhadap penguasa, namun di balik itu mereka selalu berupaya memprovokasi rakyat serta menanamkan kebencian dan permusuhan terhadap pemerintahnya dengan berkedok slogan "amar ma'ruf nahi munkar". Untuk lengkapnya Insya Allah akan kami tampilkan dalam buku khusus tentang kesesatan Hizbut Tahrir.

22) Kitab Fatawa Al-'Ulama Al-Akabir, adalah sebuah kitab yang ditulis oleh Asy-Syaikh 'Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani Al-Jazairi, yang judul selengkapnya adalah: Fatawal 'Ulama'il Akabir fima Uhdira min dima’in fil Jaza'ir [Fatwa-fatwa 'ulama besar tentang darah-darah yang ditumpahkan di negeri Aljazair]. Kitab ini menjelaskan dan membantah syubhat-syubhat kaum Khawarij di negeri Aljazair yang mengatasnamakan tindakan mereka dengan nama Ahlus Sunnah dan telah banyak berdusta dan memanipulasi fatwa-fatwa para ulama, sehingga Asy-Syaikh 'Abdul Malik, beliau adalah seorang 'ulama yang berkebangsaan Aljazair dan banyak mengerti tentang realita sebenarnya yang terjadi di negerinya, membeberkan kedustaan-kedustaan tersebut dengan disertai bantahan-bantahan yang sangat ilmiah. Semoga buku yang bermanfaat ini bisa segera diterjemahkan agar kaum muslimin di Indonesia lebih bisa mengambil pelajaran.

23) Di antara contoh statemen para gembong Khawarij pada masa ini adalah:
Usamah bin Laden menyatakan kepada Al-Jazeera tanggal 5-12-1423 H: "Perbedaan pendapat antara kami dengan pemerintah (Pemerintah muslimin) bukanlah perbedaan dalam masalah furu' yang bisa ditolerir begitu saja. Tapi yang kita permasalahkan adalah tentang masalah paling prinsip dalam Islam, yaitu dalam hal syahadat: Lailaha illallah Muhammadur Rasulullah. Para pemerintah itu telah melanggar syahadatain tersebut dalam masalah yang paling prinsip. Yaitu sikap loyal mereka terhadap orang-orang kafir, menjadikan undang-undang buatan manusia sebagai syari'at serta persetujuan mereka untuk berhukum kepada undang-undang atheis. Maka kepemimpinan mereka itu telah gugur secara syar'i sudah sejak lama, dan tidak ada lagi pemerintahan Islam setelahnya."

• Pernyataan Hizbut Tahrir:
"Kondisi kaum muslimin saat ini, yang hidup di Darul Kufur, karena mereka menerapkan sistem hukum selain dari apa yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala; maka keadaan negeri mereka serupa dengan negeri Mekah pada masa diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam…." [lihat buku Mengenal Hizbut Tahrir Partai Politik Islam Ideologis, hal. 21]

"Ada juga di antara kaum muslimin yang (melakukan perubahan dengan) menggunakan metode kekuatan fisik, mengangkat senjata, tanpa membedakan antara Darul Islam dan Darul Kufur dan tanpa memilah antara metode penyampaian dakwah dan menentang kemunkaran di masing-masing tempat tersebut (yaitu di Darul Islam ataukah di Darul Kufur). Padahal tempat yang kita diami saat ini adalah Darul Kufur, karena di dalamnya diterapkan hukum-hukum kufur." [lihat buku Mengenal Hizbut Tahrir Partai Politik Islam Ideologis, hal. 10]

• Vonis kafir terhadap pemerintah Indonesia oleh Imam Samudra dalam bukunya: "Aku Melawan Teroris", dia berkata tentang pemerintah Indonesia: "Aku di jalan Islam, di jalan Allah, sedangkan mereka di atas jalan jahiliyah, di jalan Neo-Ilyasiq, atau clone (kembaran) Ilyasiq."

Kemudian dia mengatakan pula:

"Aku di jalan Islam, di jalan Allah, sedangkan mereka di atas jalan jahiliyah, di jalan Neo-llyasiq, atau clone (kembaran) Ilyasiq."

Bahkan dia menyatakan pemerintah telah berbuat kesyirikan dan memvonisnya sebagai musyrik. Dia hukumi demikian secara mutlak tanpa ada perincian, perhatikan ucapan dia:

"Tetapi manusia, makhluk Allah yang zhalim, bodoh lagi lemah, malah membuat way of life sendiri, menandingi hukum Allah yang sempurna. Manusia telah menyekutukan hukum Allah dengan hukum buatannya sendiri. Sesungguhnya manusia itu amat dzhalim dan amat bodoh. (Al-Ahzab: 72). TETAPI MEREKA ANGKUH LAGI MUSYRIK, "Manusia dijadikan bersifat lemah." (An-Nisa: 28).... Di Indonesia, dan dimana-mana, banyak kita temukan tipe manusia seperti itu. Bahkan jumlah mereka mayoritas. Mereka telah menyekutukan hukum Allah dengan hukum made-in gado-gado. "

Demikian contoh pernyataan-pernyataan neo-Khawarij masa ini dalam mengkafirkan pemerintah-pemerintah muslimin. Apa yang tersebut di sini masih sebagian kecil saja, sekadar contoh. Sebenarnya pernyataan dan sikap pengkafiran para Khawarij itu masih sangat banyak lagi.

[Dari: Syarru Qatla Tahta Adimis-Sama'i Kilabun-Nar; Penulis: Jamal bin Furaihan Al-Haritsi; Rekomendasi: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin 'Abdillah Al-Fauzan Hafizhahullah (Anggota Majelis Hai'ah Kibaril 'Ulama'); Edisi Indonesia: Mengidentifikasi Neo-Khawarij sebagai Sejelek-jelek Mayat di Kolong Langit; Hal: 58-62; Diterjemahkan dan Dijelaskan oleh: Luqman bin Muhammad Ba'abduh; Cetakan: Pertama, Sya'ban 1428 H/ Agustus 2007M; Penerbit: Pustaka Qaulan Sadida]

1 Response to "Sekte Al-Qa'adiyyah adalah Sekte Terjahat dari Sekte-Sekte Al-Khawarij"

.
gravatar
insidewinme Says....

Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu